Rabu, 03 Desember 2014

penyelaman di tengah laut

Kondisi di tengah laut berbeda dengan pantai, ombaknya cenderung merata dan tidak bergerak ke arah tertentu saja. Dasarnya cukup dalam sehingga bisa membuat penyelam lebih mudah melakukan entry.

Boat
Perahu merupakan kebutuhan mutlak dalam penyelaman di tengah laut karena kondisi medan jauh dari daratan.

Teknik Entry
Timing merupakan faktor utama untuk entry. Perhatikan arah gelombang dan pergerakan kapal sebelum entry. Jangan ragu-ragu waktu masuk ke dalam air. Caranya akan dibahas di teknik scuba diving. 

Teknik Exit
Timing juga merupakan faktor utama. Yang harus diperhatikan adalah arus gelombang yang dapat mempengaruhi bergeraknya penyelam dan boat. Untuk itu penyelam harus mendekati boat dan kemudian berusaha mencapainya. Jangan melewati daerah belakang boat karena baling-baling kapal cukup tajam. Caranya akan dibahas di teknik scuba diving.

Jumat, 28 November 2014

tips merawat alat snorkeling dan alat selam

Tips Merawat Alat Snorkeling dan Alat Selam


Apakah anda punya alat snorkeling atau alat selam??
bagaimana cara merawatnya??
sudah benarkah cara tersebut??
Berikut beberapa tips agar alat snorkeling dan alat selam kita bisa terawat :
1. Jangan Gunakan Sabun
Kenapa tidak boleh memakai sabun? Karena sabun mengandung zat kimia yang dapat merusak alat snorkeling dan alat selam anda. zat kimia itu dapat merusak silikon dan lapisan alat anda. apabila terpaksa memakai sabun, gunakan sabun bayi karena hanya sabun bayi yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya
2. Cucilah pada air bersih yang mengalir kurang lebih 10 menit
Ini berfungsi agar kotoran yang menempel pada alat snorkeling dan alat selam anda dapat larut bersama air. Selain itu berfungsi agar kotoran tersebut tidak menggores permukaan masker, apabila dibersihkan dengan cara dilap dikhawatirkan dapat menggores masker.
3. Rendamlah di air bersih minimal 8 jam
Ini berfungsi untuk mengurangi kadar garam pada alat snorkeling dan alat selam, karena dengan merendam ke air bersih yang tentu saja tawar. Garam yang yang menempel pada alat akan perlahan-lahan larut di air.
4. Keringkan alat dengan cara dijemur dan diangin-anginkan
Keringkan alat secara alami, yaitu dengan bantuan angin dan gravitasi bumi.
5. Jangan Jemur langsung dibawah sinar matahari
menjemur alat snorkeling dan alat selam langsung dibawah matahari dapat merusak lapisan dan bahan silicon yang terdapat pada alat tersebut.
6. Simpan alat yang sudah benar-benar kering didalam kontainer yang berventilasi
simpan alat yang sudah kering ke dalam kontainer yang berventilasi berfungsi agar tidak ada jamur yang tumbuh.

 Sumber:www.ombak7tour.com

Rabu, 26 November 2014

pengetahuan akademis penyelaman (PAP)

Pengetahuan Akademis Penyelaman (PAP)

Menyelam mirip dengan terjun payung. Keduanya mengandung derajat bahaya yang tinggi, terutama bila dilakukan dengan ceroboh tanpa ditunjang oleh stamina, mental dan fisik yang memadai, serta pendidikan dan latihan yang tekun. Pengetahuan Akademis Deskripsi merupakan bekal teoritis yang harus dimiliki oleh setiap penyelam agar ia belajar memahami baik piranti yang digunakan, batas kemampuan fisik manusia dalam arti cara kerja tubuh terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul dari aktivitas selam, penerapan hukum-hukum fisika dalam penyelaman, daerah dan kondisi penyelaman, dan sebagainya, yang akan membantunya menjadi penyelam yang kompeten dan dapat melakukan penyelaman dengan aman dan penuh percaya diri.

Latihan Ketrampilan Kolam

Pelatihan ini bertujuan untuk membekali siswa dengan ketrampilan-ketrampilan praktek selam setahap demi setahap, dari manuver yang paling sederhana sampai pada yang paling sulit dan rumit, dengan metode yang tertib, konsisten dan sederhana, di perairan tertutup, sedemikian rupa sehingga pada akhirnya ketrampilan tersebut dapat dikuasai oleh siswa sebagai perilaku yang bersifat naluriah.

 Latihan Perairan Terbuka
Latihan praktek di bidang penyelaman yang sesungguhnya yang merupakan perwujudan dari perpaduan hasil penguasaan teori dan ketrampilan teknis penyelaman dari latihan sebelumnya, baik di kelas maupun di perairan terbuka. Semakin intensif berlatih di perairan terbuka, diharapkan akan menjadi semakin tangguh dan semakin sadar akan kemampuan dan keterbatasan diri terhadap lingkungan bawah permukaan air, serta semakin mampu menghayati kenyamanan dalam melakukan aktivitas tersebut.

Post-test
Pada akhir proses pendidikan dan pelatihan diselenggarakan evaluasi berupa test-test, baik untuk bidang PAP, LKK, maupun LPT, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar dalam pendidikan dan pelatihan tersebut.


peralatan scuba

Peralatan Scuba

SCUBA: Self Contained Underwater Breathing apparatus
Penyelam harus yakin akan kemampuan dan keahliannya sendiri untuk memakai SCUBA. Jadi scuba adalah peralatan pernapasan di bawah permukaan air yang dapat dibawa sendiri oleh si penyelam. Pada saat ini ada 4 macam sistem dasar SCUBA yang dipakai:

 Sistem Sirkuit Terbuka
Terdiri dari Demand Regulator dan Tabung Udara terkompresi (Compressed Air Tank) adalah jenis alat scuba yang pada saat ini merupakan alat yang paling aman dipergunakan. Udara yang dikompresi disalurkan melalui regulator ke penyelam, dan udara yang telah dihisap dibuang langsung ke air tanpa dipergunakan lagI

 Sistem Sirkuit Semi Tertutup

Dipakai untuk operasi militer dan merupakan kombinasi dari sistim-sistim sirkuit terbuka dan tertutup. Sistem ini memiliki kantong udara, kotak kimiawi, regulator dan tabung udara yang dikompresi. Sistem ini memungkinkan penyelam militer untuk bekerja pada kedalaman dan jangka waktu yang lama. Sistim ini memerlukan pemanasan yang khusus serta membutuhkan peralatan pendukung yang khusus pula, hingga unit ini jarang dipakai umum

 Sistem Sirkuit Tertutup Gas Campuran


Sistem ini sangat rumit, memerlukan pemeliharaan khusus dan cukup mahal. Unit ini memiliki kantong pernafasan, kotak kimiawi dan suatu alat elektronis penyaring oksigen yang dapat mengontrol jumlah O2 pada kedalaman lebih dari 1.000 feet, yang memberikan cukup udara untuk turun dan naik kembali ke permukaan untuk pekerjaan-pekerjaan ilmiah dalam penggunaannya membutuhkan latihan yang sangat khusus.

lingkungan penyelaman

Lingkungan Penyelaman

Kenalilah medan penyelaman
Bagaimanapun juga (perencanaan penyelaman) dan latihan yang betul membantu penyelaman menjadi aman, tidak perduli apakah penyelaman ini dilakukan di laut, di danau besar/kecil, sungai, lubang galian (quarries), daerah karang, dermaga, oil rig’s di laut.
Jika anda berada di daerah yang asing, sebaiknya berkonsultasi dengan penduduk setempat. Mereka biasanya akan dengan senang hati memberikan keterangan tentang lokasi penyelaman yang menarik serta tentang hal-hal yang mungkin harus anda hadapi.

Penyelaman dari pantai
Jika memungkinkan periksa dahulu daerah-daerah penyelaman dari suatu ketinggian. Anda dapat mengamati kondisi air, menentukan daerah entry dan exit yang baik dan aman. Persiapkan alat sebaik mungkin karena bisa jadi anda harus melewati jalan setapak. Jika jarak diving area yang dituju dekat
anda bisa memakai pakaian separuh lengkap dan mengangkat peralatan selam sekali jalan.

Ground Pad / Tikar Alas
Alas yang diletakkan di tanah merupakan sarana yang baik untuk meletakkan tas perlengkapan dan jika anda terpaksa harus memakai pakaian selam di pantai pasir yang basah. Alas ini dapat berupa terpal dari bahan ringan dengan ukuran kira-kira 4 x 5 feet. Setelah selesai digunakan alat ini dapat dengan mudah dilipat dan disimpan dalam tas.
Letakkan perlengkapan yang berat dekat dengan tepian air, tapi jauh dari garis batas pencapaian ombak, siapkanlah peralatan hingga siap pakai. Berpakaian dan pengecekan peralatan hendaknya dilakukan secara team. Diving dapat diadakan dari pantai maupun dari kapal, untuk penyelaman dari pantai memerlukan perencanaan lebih matang.

Ombak dan Gelombang
Jika anda hendak menyelam di laut yang mempunyai dasar berpasir dan bergelombang, maka amati tinggi gelombang dan frekuensi (kekerapan ombak besar). Gelombang besar sangat berbahaya dan membuat jarak pandang / Visibility sangat kurang. Jangan sekali-kali mencoba menyelam pada saat gelombang besar.

Rangkaian Gelombang
Ombak yang ditimbulkan di daerah yang berbeda letaknya dapat bertemu dan membentuk satu alun yang besar dan menghasilkan gelombang lebih besar. Inilah perlunya mengamati rangkaian ombak. Rangkaian ini dapat terdiri dari pasangan tiga atau empat ombak normal dan kemudian disusul oleh satu ombak yang lebih besar. Memilih waktu yang tepat adalah unsur terpenting dalam upaya Entry Undertow (Arus bawah). Aliran air kembali ke laut akibat gelombang yang memecah di pantai dinamakan Undertow dapat dengan mudah menjatuhkan seorang penyelam yang berperlengkapan berat. Undertow ini mengalir kembali ke laut dengan jarak pendek dan melalui bawah gelombang yang sedang menuju ke pantai. Dengan sendirinya pantai yang agak curam mempunyai aliran Undertow lebih besar.
Foot Pocket Fins dengan mudah dapat terlepas di dalam Undertow jika penyelam berdiri lama di garis gelombang (Surf line). Gunakanlah Heel Strap Retainer (Ikat Tumit Khusus) untuk mencegah Fins jenis ini terlepas.


Rabu, 12 November 2014

bahaya pengisian kompresor saat diving

Bahaya  Pengisian Kompressor saat diving

Untuk mengisi tabung udara scuba dibutuhkan peralatan lain yaitu kompressor pengisian tabung tekanan tinggi. Penyelam harus dapat mengoperasikan kompessor mesin kompressor secara benar, memperhatikan keadaan lingungan sekitar. Daerah pengisian yang bagus yaitu lokasi yang berudara sejuk /segar.
Perhatikan arah angin pada saat pengisian dengan menempatkan posisi knalpot kompressor searah angin. Hal ini untuk menghindari polusi udara knalpot masuk ke kompressor pengisian. Bila hal itu terjadi, maka tabung udara yang diisi akan tercampur gas karbonmonoksida. 

Keracunan Karbon Monoksida
Karbondioksida merupakan gas yang tidak berwarna, bersifat sangat toksik karena mengikat Hb 200 kali lebih kuat dari oksigen. Sehingga kadar oksigen darah turun.
Keteledoran penyelam yang mengisi tabung udara berakibat fatal bagi penyelam yang memakai tabung tersebut. Gas CO yang masuk ke dalam kompressor dan diteruskan ke tabung udara akan menyebabkan keracunan. 




Gejalanya adalah pusing, mual, lemas, bahkan pingsan.
Berikan udara segar/O2 murni bila tersedia dan istirahat selama 24 jam setelah pengobatan.

Lipid Pneumonia-up Oli
Bercampurnya oli kompresor dengan udara yang diisikan tabung scuba mengakibatkan pencemaran udara. Apabila udara yang tercemar tersebut dipakai penyelam maka akan menjadi radang paru-paru.
Perlu penggantian filter kompressor secara rutin. Perhatikan ketentuan penggantian filter yang telah ditentukan, untuk pengisian tabung dibuatkan catatan

wisata selam

Jawabnya mungkin agak sedikit subjektif tentunya, tetapi ada beberapa ulasan yang saya peroleh dari membaca di beberapa forum dan obrolan dengan beberapa teman. Banyak alasan dan sebab yg saya terima, tetapi ada beberapa sebab  yg membuat saya semakin tertarik dengan aktivitas diving.
Faktanya, saya tinggal di negeri yang memiliki garis pantai terpanjang ke empat di dunia. Negeri yang terdiri dari lebih 17 ribu pulau dan luas negrinya terdiri dari 3/4 lautan. Negeri bahari, negeri yang terkenal kaya akan hasil lautnya. Negeri yang sejak dahulu terkenal akan pelayarannya, negeri yang terkenal akan keaneka ragaman, tidak hanya ikan, biota laut, tetapi taman lautnya yang tersebar diseluruh negri.
Amat disayangkan jika saya tidak dapat menikmati keindahan alam bawah laut Indonesia. Lucunya ikan badut (clownfish), lincahnya ikan laut lainnya, dan gemulainya anemone serta biota laut lainnya yang bergerak mengikut aliran arus. Semua keindahan tersebut sangat dinikmati oleh wisatawan dari seluruh dunia. Lihat dan carilah website diving negara tentangga, mereka banyak menjual perjalanan menyelam ke Indonesia.
Faktanya pula, diving itu bermanfaat bagi kesehatan jasmani, Bener ??. Yaaa iyalah, diving merupakan cabang olah raga, dan juga masuk dalam cabang yang dipertandingkan dalam event pesta ola.h raga. So, diving merupakan sarana olah raga untuk hidup sehat pastinya. Untuk detail lebih lanjut manfaat diving bagi kesehatan, nanti di ulas dalam tulisan lainnya ya.
Faktanya lagi nih, tidak hanya sehat jasmani, rohani juga didapat saat diving. Recreational diving membuat para divers menjadi relax saat memandang kehidupan alam bawah laut. Lokasi penyelaman merupakan lokasi wisata, dan tujuan para divers yaitu menikmati keindahan alam. Lengkap sudahlah relaxasi para divers dapatkan jika mereka beraktifitas, indahnya daratan dan alam bawah laut serta bonus hangatnya matahari terbit maupun tenangnya suasana sunse mereka peroleh dalam satu paket
Dan terkhir yang saya senangi dari aktivitas diving yaitu bersosialisai dan interaksi dengan teman teman setelah melakukan penyelaman. Pengalaman menyelam selalu berbeda setiap dilakukan, tidak ada yang monoton, dunia alam bawah laut selalu dinamis, tidak ada cerita yang sama walau dilakukan di tempat spot yang sama. Hewan hewan laut tersebut akan statis jika anda sudah temukan di pasar, supermarket maupun di meja restoran.

http://wisataselam.com/kenapa-harus-memilih-diving/

Selasa, 04 November 2014

pengertian snorkeling

Snorkeling  (selam permukaan) atau selam dangkal ( skin diving ) adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam sering mengenakan alat bantu gerak berupa kaki katak (sirip selam) untuk menambah daya dorong pada kaki.       
Snorkel  adalah peralatan selam berupa selang berbentuk huruf J dengan pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah. Alat ini berfungsi sebagai jalan masuk udara ketika bernapas dengan mulut tanpa harus mengangkat muka dari permukaan air. Pemandangan bawah air bisa dilihat sambil berenang dengan wajah menghadap ke permukaan air dan bernapas melalui snorkel. Penyelam bisa mengambil napas dalam-dalam sebelum menyelam ke bawah air. Penyelam scuba menggunakan snorkel untuk menghemat udara di dalam tabung sewaktu berenang di permukaan air.         
Kegiatan snorkeling bisa dilakukan semua orang. Penyelam yang tidak bisa berenang atau tidak bisa mengapung bisa mengenakan baju pelampung . Ketika menyelam di air bersuhu rendah, penyelam memakai baju selam untuk menjaga tubuh dari kedinginan. Selain itu, baju selam merupakan pelindung tubuh dari luka tergores terumbu karang atau sengatan ubur-ubur     
Selain menguasai cara bernapas dengan mulut melalui snorkel, kegiatan snorkeling tidak membutuhkan pendidikan khusus. Pemula yang belum pernah melakukan snorkeling bisa mempelajarinya dalam waktu singkat dari pemandu selam. Cara mengenakan masker, snorkel, dan kaki katak bisa dipelajari dari pemandu selam, toko selam, atau tempat penyewaan alat selam di pinggir pantai. Meskipun demikian, seperti halnya selam scuba , kegiatan snorkeling tidak untuk dilakukan seorang diri, melainkan bersama teman atau secara berkelompok. 
Snorkeling adalah kegiatan rekreasi air yang populer, terutama di resor pantai tropis dan lokasi selam scuba yang dangkal. Penyelam bisa mengamati beraneka ragam flora dan fauna bawah laut, seperti: terumbu karang , ikan , kerang , bintang laut , rumput laut , ubur-ubur , udang , dan penyu . Selain itu, snorkeling juga dilakukan orang di danau air tawar atau sungai.      

Sumber.http://id.m.wikipedia.org/wiki/Snorkeling

perbedaan snorkeling dan diving

Snorkeling merupakan kegiatan menyelam dari permukaan saja. Kita melihat pemandangan di dalam laut dari permukaan dengan menggunakan alat pernafasan pada mulut dan juga menggunakan alat bantu gerak seperti "kaki katak" (sirip selam) untuk menambah daya dorong. Alat pernafasannya disebut dengan "Snorkel".Snorkel adalah peralatan selam berupa selang berbentuk huruf J dengan pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah. Alat yang digunakan lebih sedikit daripada scuba diving. 

Untuk scuba diving menggunakan peralatan yang lebih dari snorkeling. Ciri identik untuk scuba diving adalah menggunakan tabung udara untuk pernafasan di dalam air. Scuba itu sendiri berasal dari singkatan "Self Contained Underwater BreathingApparatus". Peralatan ini dibawa sendiri oleh para penyelam itu sendiri. Ini memberikan kebebasan bagi mereka untuk  bergerak ketika sedang menyelam.
 
Scuba diving sendiri bisa dilakukan untuk berbagai tujuan, misalnya untuk melihat pemandangan alam bawah laut, melakukan pekerjaan pengelasan, melakukan penelitian kehidupan bawah laut dan lain sebagainya.

Sumber. http://puteka85.blogspot.com/2012/07/apa-sih-beda-snorkeling-dan-scuba-diving.html

cara mendapatkan sertifikat diving

Untuk bisa mengikuti pelatihan sertifikasi diving pemula dari PADI,  Anda harus memenuhi beberapa persyaratan meliputi persyaratan umur, persyaratan fisik dan persyaratan waterskill (kemampuan di air).
Berikut ini adalah persyaratan untuk mengikuti pelatihan diving:
Persyaratan Umur:
  • Mimimum berusia 10 tahun
  • Para peserta yang lebih muda dari 15 tahun dan sukses menyelesaikan pelatihan PADI Open Water Diver berhak atas  sertifikat PADI Junior Open Water Diver, yang dapat di-upgrade menjadi PADI Open Water Diver saat Anda berusia 15 tahun.
Baik Junior Diver maupun yang dewasa mempunyai persyaratan pelatihan diving yang sama, kecuali untuk kedalaman. Peserta berusia 10 – 11 tahun, hanya diperbolehkan menyelam sampai kedalaman 12 meter saja, sedangkan yang berusia 12 tahun atau lebih tua dapat menyelam sampai 18 meter.
Persyaratan Fisik:
Untuk keselamatan, semua peserta harus  melengkapi Scuba Medical Questionnaire (Klik di sini) yang menanyakan tentang kondisi-kondisi medis yang bisa menjadi masalah saat Anda melakukan penyelaman. Jika Anda menjawab TIDAK (NO) untuk semua pertanyaan, Anda cukup menanda-tangani formulir tersebut dan Anda dapat memulai pelatihan dengan segera. Bila ada satu atau beberapa pertanyaan Anda jawab YA (YES), maka Anda perlu pemeriksaan dokter yang menyatakan anda fit untuk diving atau tidak. Jadi dokter akan menilai kondisi Anda terutama yang berhubungan dengan penyelaman dan menanda tangai suatu formulir medis yang mengkonfirmasikan bahwa anda boleh melakukan penyelaman atau tidak boleh menyelam. Jika Anda tidak yakin akan kondisi kesehatan Anda, silahkan kontak kami untuk mendapatkan lembar pemeriksaan dan panduan pemeriksaan kesehatan yang diterbitkan oleh RSTC.
Di beberapa negara, hukum atau peraturan lokal mengharuskan semua peserta pelatihan menyelam wajib berkonsultasi denga dokter sebelum memulai pelatihan menyelam. NegaraAustralia menerapkan peraturan ini.
Persyaratan Waterskills:
Sebelum menyelasaikan pelatihan PADI Open Water Diver, instruktur anda akan meminta Anda untuk menunjukkan kemampuan waterskill dasar yang meliputi :
  • Berenang 200 metres/yards tanpa alat bantu (Mask, snorkel dan fin)  atau berenang 300 metres/yards dengan Mask, snorkel dan fin. Kemampuan ini tidak ada batas waktunya dan anda boleh menggunakan gaya renang yang anda inginkan.
  • Mengapung air (survival float) selama 10 menit. Untuk kemampuan ini Anda dapat menggunakan metode yang anda inginkan.
Kenyamanan Anda di air akan sangat menentukan kesuksesan pelatihan diving yang Anda ikuti. Banyak anggapan bahwa untuk diving Anda tidak perlu bisa berenang. Ini adalah anggapan yang keliru. Selama pelatihan diving, Anda akan belajar bagiamana berenang secara mandiri di permukaan dan di bawah air, serta belajar tindakan – tindakan darurat yang harus dikuasai jika terjadi masalah selama penyelaman.
Selain itu, setelah Anda resmi menyandang sertifikat Open Water Diver, Anda bisa menyelam secara independen (mandiri) dengan buddy Anda sepanjang memenuhi kondisi tertentu misalnya pemahaman atau familiaritas terhadap lokasi penyelaman, kemampuan diving dan lain – lain. Jadi kemampuan dan kenyamanan anda di air merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang penyelam.
Sumber. http://scuba-mania.com/2013/01/01/persyaratan-sertifikasi-diving

Kamis, 30 Oktober 2014

Penyakit akibat diving

PENYAKIT AKIBAT DIVING

Decompresion Illness (DCI)

Penyakit ini terbagi menjadi dua yaitu:
  1. Decompression sickness atau 'the bends' adalah suatu kondisi dimana gelembung udara di pembuluh darah menghambat aliran darah sehingga menimbulkan rasa nyeri dan gejala lainnya. Secara sederhana gejala penyakit ini dibagi berdasarkan organ atau system tubuh yang terkena, yaitu tipe 1 (ringan-muskuloskeletal atau persendian) dan tipe 2 (berat- cardiopulmonal dan neurological). Gejala biasanya muncul ketika atau setelah penyelam naik dari kedalaman. Secara umum gejala muncul dalam waktu 6 jam, 50% diantaranya muncul dalam 1 jam pertama. Gejala berhubungan dengan derajat atau tipe penyelaman yang dilakukan, secara umum makin cepat gejala muncul, makin berat gejala yang diderita.
  2. Arterial Gas Embolism disebabkan oleh mekanisme overekspansi gas dalam paru-paru ketika penyelam naik cepat dari kedalaman, dimana gelembung udara masuk ke pembuluh dara vena diteruskan sampai ke otak dan menyebabkan cerebral arterial gas embolism. Secara praktis gejala decompression sickness dan arterial gas embolism sangatlah sulit di bedakan, Sehingga kedua penyakit tersebut kemudian dimasukan sebagai satu penyakit yaitu decompression illness (DCI). Penyakit ini dapat menyebabkan cacat permanen dan harus diterapi secara agresif dengan terapi rekompressi, meskipun terlambat. Tanpa terapi rekompressi sebenarnya ada kemungkinan hilangnya gejala dengan sendirinya, akan tetapi dengan terapi rekompressi akan membuat gejala hilang dengan waktu yang cepat. 25% kasus DCI akan meninggalkan gangguan saraf yang permanen meskipun telah diterapi dengan rekompressi.    
Tanda dan gejala dari DCI sangatlah bervariasi, sehingga gejala apapun yang tidak diketahui sebabnya, yang muncul setelah diving harus disangka sebagai DCI sampai dibuktikan sebaliknya. Gejala ringan biasaya berhubungan dengan saraf sensoris (kesemutan, rasa baal, terutama pada tangan) dan gejala yang berat berhubungan dengan motorik (kelemahan otot, inkoordinasi otot).
Penanganan pertama DCI adalah dengan memberikan oksigen 100% secepatnya, kadang diperlukan resusitasi jantung paru (RJP) disertai resusitasi cairan tubuh dan pencegahan hipotermia. Namun yang teramat penting tentunya pengenalan gejala secara dini. Penyelam kadang tidak bisa mengenali atau kadang menyangkal masalah yang muncul pada dirinya, karena adanya kemungkinan gangguan kognitif yang disebabkan oleh penyakit tersebut.
Penanganan lanjutan dari pasien DCI tergantung dari beratnya gejala, waktu evakuasi dan penanganan di recompression chamber. Bila penyelaman dilakukan di daerah terpencil, Anda harus membuat atau mengetahui rencana evakuasi emergency ke recompression chamber. Di Indonesia sendiri recompression chamber hanya ada beberapa di rumah sakit saja, sehingga kadang Anda perlu mengetahui dimana fasilitas recompressi chamber terdekat dari awal.

Barotrauma

Didalam air, jika ruang yang berisi udara dalam tubuh seperti telinga tengah, sinus dan paru-paru tidak terequalisasi maka ruang tersebut akan terkompresi, yang akan menimbulkan penyakit barotrauma, seperti:
  1. Barotrauma telinga tengah, kasus yang paling banyak ditemukan terutama pada diver pemula. Tanpa equalisasi, gendang telinga akan terdorong kearah telinga tengah berakibat nyeri sampai robek. Bila robek dalam penyelaman biasanya nyeri akan menghilang dengan cepat. Kadang penyelam merasakan rasa asin di mulutnya (darah atau air laut). Air yang dingin bila masuk ke telinga tengah bisa menimbulkan vertigo. Pada pemeriksaan otoskopi biasanya gendang telinga akan terlihat merah dan bila ada perforasi, robekan akan terlihat. Barotrauma ringan tanpa robekan biasanya sembuh dalam beberapa hari, tetapi penyelam dengan perforasi gendang teling tidak bisa menyelam lagi minimal selama 4 minggu.
  2. Barotrauma Telinga Dalam. Tekanan tinggi dalam tengkorak yang disebabkan oleh valsalva manouver yang berlebihan bisa mengakibatkan rupture dari organ pendengaran atau kerusakan organ keseimbangan yang berada di telinga dalam. Hal ini mengakibatkan vertigo yang berat dan menyebabkan kehilangan pendengaran. Vertigo harus dibedakan dengan vertigo sementara ketika naik dari kedalaman yang berhubungan dengan jumlah udara yang dialirkan ke telinga tengah berbeda (alternobaric vertigo) antara kiri dan kanan, yang biasanya ini menghilang dalam hitungan menit.
  3. Barotrauma Pulmonum adalah bentuk yang paling serius dan fatal. Jika udara yang berada dalam paru-paru tidak bisa mengalir dengan bebas ketika naik dari kedalaman, udara tersebut bisa keluar melalui jaringan paru yang lemah sehingga menyebabkan pneumothorax (nyeri dada, dan sesak nafas); menyebabkan pneumomediastinum (nyeri dada central, perubahan suara, pembengkakan di leher); atau yang paling serius, masuk ke peredaran darah, menyebabkan emboli udara ke otak dan kadang ke arteri koroner yang menyuplai darah ke jantung. Hal ini terjadi bila seorang penyelam naik dari kedalaman dengan sangat cepat dan mendadak. Penyelam biasanya tidak sadar di permukaan atau beberapa menit setelahnya yang kadang di sertai dengan kejang. Barotrauma pulmonum ringan biasanya menyebabkan gejala yang menyerupai stroke dengan kelumpuhan sebelah (Hemiparesis) dan bicara rero. Penanganan hal ini sama dengan penanganan pada decompression illness.

Penyakit yang Berhubungan dengan Gas

  1. Nitrogen Narcosis. Tekanan parsial nitrogen yang tinggi memiliki efek yang hampir sama dengan obat-obatan anastesi, menyebabkan penglihatan tunnel (tunnel vision), euphoria, tinnitus, ketidakmampuan mengerjakan tugas yang komplek, kehilangan koordinasi, rasa mengantuk dan mungkin hilang kesadaran. Hiperkapnia (peningkatan CO2 dalam darah) dan kerja berat biasanya memperberat gejala yang bisa bervariasi pada setiap penyelam dan tempat penyelaman yang berbeda (lebih berat pada lokasi yang dingin, gelap dan visibility yang jelek). Gejala biasanya menghilang bila penyelam naik, yang menjadi masalah adalah pengaruhnya pada performace penyelam, yang mengakibatkan DCI atau near drowning.
  2. Hiperkapnia. Karbon Dioksida (CO2) adalah produk utama yang dikeluarkan dalam pernapasan. Penyelam yang bekerja keras menghemat udara dari tanki atau memakai alat scuba yang kualitasnya tidak baik memiliki resiko terkena ini. Gejala hiperkapnia biasanya adalah sakit kepala, rasa pusing, palpitasi, rasa ngantuk. Kadang juga hiperkapnia bisa menyebabkan sesak nafas, akan tetapi ini sangat jarang pada penyelaman, dikarenakan sensasi sesak napas di dihambat oleh tekanan parsial oksigen yang tinggi. Ketika di ari penyelam harus berhenti bergerak dan menghentikan penyelaman bila gejala tidak menghilang cepat. Di permukaan gejala akan cepat menghilang ketika penyelam tersebut bernafas dengan udara segar atau oksigen.
  3. Keracunan Oksigen. Oksigen bersifat toksik dalam tekanan parsial yang tinggi, akan tetapi keracunan oksigen sangat jarang terjadi pada penyelaman menggunakan udara normal. Ini disebabkan threshold untuk terjadinya keracunan oksigen akut (sekitar 1,6 atm absolute, ATA) terjadi pada kedalaman 66 meter, dimana nitrogen narcosis lebih mungkin menyebabkan masalah. Namun hal ini tentunya berbeda dengan penyelaman memakai Nitrox. Keracunan Oksigen akut terutama mempengaruhi saraf pusat, mengakibatkan gangguan penglihatan, pendengaran, twitching otot (terutama wajah dan diafragma), mual dan kejang. Ini bisa terjadi tanpa peringatan sebelumnya dan bisa berakibat fatal. Bila seorang penyelam mengalami gejala ini, dia harus berhenti bergerak, naik atau mengganti tabung yang mengandung campuran gas dengan kadar oksigen yang lebih rendah.
  4. Hipoksia atau kekurangan oksigen sangat jarang terjadi. Hipoksia akan mengakibatkan kehilangan kesadaran tanpa peringatan sebelumnya. Penyelam dalam (deep diver) yang menggunakan campuran gas dengan kadar oksigen kurang dari 12% di kedalaman, bila dipakai di permukaan akan mengakibatkan hipoksia.
  5. Keracunan Karbon Monoksida (CO) sudah jarang terjadi, terutama sejak para penyelam sadar akan bahaya pengisian udara lewat kompresor. Hal ini terjadi bila pipa penyedot udara terlalu dekat dengan pipa hasil pembakaran mesin kompresor tersebut. Gejala biasanya muncul di kedalaman seperti disorientasi, lupa waktu, inkoordinasi, sakit kepala, dan muntah. Penanganan dengan pemberian oksigen 100%, namun bila gejala menetap maka diperlukan penanganan di ruang rekompressi.

KONTRAINDIKASI MENYELAM

Kontraindikasi MENYELAM

Diver pemula biasanya membutuhkan surat keterangan dokter sebagai syarat mengikuti kursus menyelam. Seharusnya surat didapatkan dari dokter yang mengetahui resiko-resiko penyelaman dari segi kesehatan namun, Di Indonesia ini cukup jarang, kecuali dokter tersebut seorang penyelam atau spesialis dalam kesehatan hiperbarik. Oleh karena itu, beberapa kontraindikasi untuk kegiatan menyelam harus diketahui bagi setiap orang yang berkeinginan untuk mengikuti kegiatan menyelam.

Kontraindikasi Absolut

Kontraindikasi absolut adalah kondisi yang mengharuskan seseorang tidak bisa menyelam sama sekali, karena akan membahayakan keselamatannya.
  • Epilepsi: Orang yang memiliki riwayat epilepsy meskipun terkontrol baik dengan obat anti epilepsy, tidak bisa menyelam karena jika terjadi kejang di dalam air akan berakibat fatal. Kenaikan tekanan di dalam air juga meningkatkan resiko terjadinya serangan kejang di dalam air.
  • Penyakit Jantung. Kematian pada penyelam dengan riwayat penyakit jantung, terutama pada usia paruh baya, cukup tinggi. Sekitar 12% -21% kematian dalam diving berhubungan dengan penyakit jantung, terutama cardiac arritmia, penyakit jantung oroner, atau penyakit pada otot jantung.
  • Kehamilan masih sering menjadi perdebatan dalam kegiatan menyelam. Namun secara garis besar wanita hamil tidak disarankan untuk menyelam terkait dengan perubahan fisiologis tubuh wanita hamil dan efeknya terhadap janin di dalam kandungan.
  • Penyakit telinga tengah akan menyebabkan penyelam tidak bisa melakukan equalisasi, sehingga kondisi tersebut menjadi kontraindikasi dalam diving.
  • Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM): Orang diabetes dengan terapi insulin memiliki resiko yang tinggi terhadap penurunan kadar gula darah yang dapat menyebabkan kecemasan, rasa bingung sampai tidak sadar, komplikasi tersebut bisa berakibat fatal di dalam air.

Kontraindikasi Relatif

  • Obesitas. Overweight meningkatkan resiko penyelam terkena penyakit dekompresi, sehingga dianjurkan bagi penyelam yang kelebihan berat badan untuk mengurangi waktu penyelaman dan menyelam dengan hati-hati.
  • Kebugaran. Kebugaran tubuh penting dimiliki oleh penyelam seperti halnya kegiatan-kegiatan outdoor lainnya. Salah satu standar yang diberlakukan adalah kemampuan berenang tanpa peralatan sepanjang 200 m.
  • Gangguan Psikiatri. Selain resiko serangan penyakit ketika menyelam efek samping obat-obatan psikiatri juga juga membahayakan penyelam.
  • Riwayat luka tembus di dada / paru-paru. Dengan riwayat seperti itu kemungkinan ada scar di paru-paru yang bisa meningkatkan resiko terjadinya pulmonary barotraumas.

Kontraindikasi Sementara

Yang dimaksud disini adalah kondisi yang menjadi kontraindikasi hanya untuk sementara sampai penyakit itu sembuh, yaitu antara lain;
  • Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) karena meningkatkan resiko penyebaran penyakit ke telinga tengah, dan
  • Barotrauma telinga tengah terutama bila ada robekan pada gendang telinga.